HMJ Sosiologi mengadakan Sekolah Online Series 3 bertemakan "Keluarga dan Problematika Ketimpangan Relasi Anak dan Orang Tua"

 


Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi UIN Walisongo Semarang mengadakan Sekolah Online Series 3. Sekolah Online Series 3 pada bulan Juli ini bertajuk "Keluarga dan Problematika Ketimpangan Relasi Anak dan Orang Tua" yang telah dilaksanakan pada platform Zoom dan streaming YouTube pada Sabtu (24/07/21).

Sekolah Online ini sudah menjadi bagian dari program kerja HMJ Sosiologi UIN Walisongo yang menghadirkan pemateri hebat, Ka Dery Mukarrom yaitu seorang penulis media online, jurnalis lepas, dan freelancer. Dan Sekolah Online ini dimoderatori oleh Novalia Ramadhani (Departemen PILAR).


Sebelum kita masuk pada pembahasan, saya ingin menjelaskan terlebih dahulu apa itu sosiologi keluarga.  Sosiologi keluarga adalah salah satu ilmu dalam sosiologi yang membahas terkait keluarga itu sendiri, dalam arti keluarga menjadi salah satu bagian elemen terpenting dalam institusi sosial, maka keluarga ini perannya sangat fundamental sekali dalam sebuah keberadaan. 

Baik teman-teman, sebenarnya dalam sosiologi keluarga itu sederhana, bahwa sosiologi itu adalah ilmu yang mempelajari mengenai masyarakat, maka terciptalah ilmu sosiologi dan terpecah menjadi beberapa fokus dan salah satunya adalah sosiologi keluarga. Sosiologi Keluarga “Ketika ada sebuah ketimpangan Relasi, antara orang tua dan anak”.

Jadi di sosiologi keluarga ini, teman-teman bisa mengetahui bahwa sosiologi itu adalah ilmu-ilmu yang mempelajari ilmu-ilmu sosial atau dinamika sosial yang terjadi di masyarakat. Dan Sosiologi keluarga adalah kajian ilmu pengetahuan yang memfokuskan dirinya mempelajari masalah atau fenomena yang terjadi di dalam keluarga itu sendiri.


Ruang lingkup keluarga

Perkawinan adalah suatu struktur institusi yang menjadi kunci dalam masyarakat, karena perannya yang sangat vital maka hal-hal yang berhubungan dengan sosiologi keluarga adalah suatu yang sangat fundamental, sangking fundamentalnya ketika teman-teman belajar mengenai patologi sosial (penyakit yang ada di masyarakat seperti mabuk-mabukan, tawuran, judi, dll). Apabila kita belajar patologi sosial maka kita tidak akan pernah jauh dari keluarga dan semuanya pasti mengarah pada keluarga. Bahkan ada pepatah mengatakan “Harta yang paling berharga adalah keluarga”.

Apa Perbedaan keluarga dan rumah tangga?

“Ini ibarat seperti apa bedanya kaya dengan sejahtera, maka di sini saya bertanya apa perbedaan rumah tangga dengan keluarga, langsung saja saya jelaskan”.

RUMAH TANGGA à adalah individu atau kelompok yang tinggal dalam satu tempat tinggal (properti). Baik mereka memiliki hubungan darah/perkawinan atau tidak.

KELUARGA à kelompok sosial yang anggotanya memiliki hubungan darah atau perkawinan dan mereka saling mendukung satu sama lain secara emosional dan ekonomi. Keluarga tidak harus mempunyai ikatan darah tetapi mereka bisa berkumpul di suatu tempat yang sama tanpa terikat hubungan darah pun mereka bisa dianggap keluarga.

Contoh berikut ini memiliki hal yang sama dalam kehidupan kita. Jika keluarga tinggal dalam satu rumah tangga maka terjadi overlap antara keluarga dan rumah tangga. Kita bayangkan seperti ini, ketika di suatu rumah terdapat 1 anggota keluarga dan kemudian ada teman atau kerabat kita yang datang dan masuk ke rumah tersebut kemudian mereka tinggal di rumah yang sama sehingga mempunyai emosional yang sama, membantu satu sama lain sehingga memunculkan solidaritas sosial, maka itu disebut dalam masyarakat modern dikenal dengan istilah Imagined Family adalah keluarga yang tidak tinggal dalam satu tempat atau berjauhan tetapi mereka memiliki imajinasi sebagai satu keluarga.

Perkawinan

Kontrak sosial antara dua orang yang diakui secara hukum, biasanya berdasarkan hubungan seksual dan menyiratkan ikatan yang permanen. 

Menurut UU No.1 1974 tentang Perkawinan, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Berbagai fungsi Keluarga

Saya akan menjelaskan sedikit beberapa fungsi dari keluarga melalui contoh kasus yang saya uraikan.

  1. Perlindungan. Fungsi ini menekankan bahwa keluarga merupakan pelindung yang pertama dan utama dalam memberikan kebenaran, keteladanan, serta tempat bernaung kepada anak dan keturunan. Contoh kasus: Peringatan 23 Hari anak Nasional dimaksudkan untuk melindungi anak lebih jauh melindungi haknya secara penuh.
  2. Reproduksi. Mengetahui dan menanamkan fungsi reproduksi sangat penting bagi keluarga untuk mengatur reproduksi sehat yang terencana, sehingga anak yang dilahirkan nantinya mampu menjadi generasi penerus yang berkualitas. Contoh kasus: Pemerintah gagal menaikkan angka kelahiran yang turun meski telah menggelontorkan miliaran dolar setiap tahunnya untuk subsidi perawatan anak dan tunjangan cuti melahirkan. Ibu kota Seoul mencatat tingkat kelahiran terendah, yakni 0,64. Angka itu menjadi yang terendah di antara 180 lebih negara anggota Bank Dunia. Angka itu jauh di bawah 1,73 di Amerika Serikat dan 1,42 di Jepang.
  3. Sosialisasi Pendidikan. Pendidikan dalam keluarga tidak hanya tentang bagaimana meningkatkan fungsi kognitif atau mencerdaskan, akan tetapi bagaimana membentuk karakter yang berakhlak mulia. Contoh kasus: Ajaran Nunchi (Korea Selatan). Nunchi is the guiding principle of Korean life, but anyone can use it: it’s the art of reading a room, your way of understanding what other people are thinking and feeling, and using that to get ahead. (Korean parents believe that teaching their children nunchi is as important as teaching them to cross the road safely. With great nunchi, it feels like the world is on your side. Without it, you might get hit by something you never saw coming). (The Power of Nunchi: The Korean Secret to Happiness and Success by Euny Hong)
  4. Fungsi Ekonomi. Keluarga dalam fungsi ekonomi merupakan tempat membina dan menanamkan nilai-nilai keuangan keluarga, dan merencanakan keuangan keluarga, sehingga terwujud keluarga sejahtera. Contoh Kasus: Perdebatan ini mencuat setelah muncul buku 'Battle Hymn of the Tiger Mother' karangan Amy Chua, seorang profesor sekolah hukum dari Yale Law School. Tulisan ini menceritakan bagaimana ibu-ibu di China atau keturunan China dengan didikan kerasnya mampu membuat anaknya berhasil. Hal yang sama seperti dialami Amy ketika kecil hingga menjadi orang sukses seperti sekarang.
  5. Lingkungan. Kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman perlu ditanamkan sejak dini. Hal ini bertujuan agar mendorong sikap dan perilaku peduli lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, melakukan kegiatan penghijauan, hemat energi, dan sebagainya. Contoh Kasus: Negara Jepang yang pernah kotor oleh sampah, menjadi negeri tanpa sampah.
Pola Perkawinan

Disini kita sudah mulai masuk ke pembahasan selanjutnya, pembahasan kali ini kita akan memahami bagaimana pola-pola perkawinan. Jika teman-teman membayangkan bahwa perkawinan itu cuma poligami saja. Nah disini ada berbagai macam bentuknya dari poligami itu sendiri. Seperti Monogami yaitu suatu kepercayaan ketika temen temen menikah dengan satu pasangan, Endogami yaitu menikah dengan orang yang berasal dari grup yang sama, Poliandri yaitu seorang perempuan yang menikah dengan lebih dari satu laki-laki dalam satu waktu, Poligami yaitu menikah dengan lebih dari satu orang dalam satu waktu, Poligini yaitu laki-laki menikah dengan lebih dari satu perempuan dalam satu waktu, kebalikannya dari Poliandri, Eksogami yaitu menikah dengan orang yang berasal dari luar grup atau kelompok, Bigami yaitu seseorang menikah dengan seseorang sementara ia terikat dengan pernikahan lain.

Keluarga dilihat dari garis keturunan (system of desecent)

Jika kita melihat keluarga, bahwa ada ruang lingkup keluarga itu sendiri. Ruang lingkup keluarga terdiri dari pola hubungan, pola-pola kekeluargaan, komunitas eksternal, sistem yang berlaku juga disana, maka keluarga pun bisa dilihat dari garis keturunan. Nah garis keturunan ini mungkin barangkali teman-teman belum mengetahui bahwa ada Patrilineal: keluarga yang mengacu pada garis keturunan ayah, Matrilineal: keluarga yang mengacu pada garis keturunan ibu, Bilineal: keluarga yang mengacu pada garis keturunan ayah dan ibu. Tujuan adanya Bilineal ini, kenapa ada patrilineal, matrilineal, bilineal. Karena jika saya tarik kebelakang adalah dulu sistem keuangan kita masih terpusat di feodalism. Dan resiko dari feodalism, orang-orang yang memiliki keturunan, pasti dianggap sebagai orang-orang yang memiliki kekuatan. Maka diagungkan secara sosial, karna diagungkan makanya terkadang orang yang memiliki feodalism memilliki gelar-gelar tertentu seperti Raden.

Keluarga dilihat dari struktur kekuasaan (authority)

Struktur yang membangun itu ada Patriarkhi: keluarga yang menempatkan lakilaki/suami/ayah pada posisi dominan atas perempuan/istri/ibu. Matriarkhi: keluarga yag menempatkan perempuan/istri/ibu pada posisi dominan atas lakilaki/suami/ayah. Egalitarian: keluarga yang menempatkan posisi lakilaki/suami/ayah dan perempuan/istri/ibu pada posisi yang setara.

Didalam data yang saya sampaikan ini, mungkin jika teman-teman belum memahami tentang pentingnya suatu keluarga, anggap saja keluarga itu suatu hal yang penting untuk dipelajari. Suatu kebijaksana yang lain adalah, data yang disampaikan oleh Pengadilan Agama (PA) khususnya semua mencatat bahwa telah terjadi 291.677 perceraian pada 2020. Itu hampir menyamai dengan jumlah penduduk di Indonesia. Jumlah perceraian tertinggi itu bukan karena ekonomi, tapi karena perselisihan dan paling utama, apalagi di pandemi yang seperti ini. Dan pada tahun 2020 dinyatakan bahwa memang dalam berbagai polemik termasuk Covid juga. Jadi banyak perselisihan dalam keluarga, sedangkan ekonomi menempati di cluster yang kedua, yakni 71,2 ribu kasus. Kemudian, ada 34,7 ribu kasus perceraian karena salah satu pihak meninggalkan pihak lainnya. Sedangkan 3,3 ribu kasus perceraian terjadi karena adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Kita membahas teori tentang cinta ost-nya teori kelangsungan cinta dalam suatu pernikahan tapi di dalam bagian ini saya putuskan untuk membahas keluarga itu sendiri oke. Adalah penyesuaian perkawinan dan kebahagiaan penyesuaian ini penting teman-teman karena mengingat satu orang dua orang menikah membentuk satu ikatan baru dan menjadi satu keutuhan yang tidak padu dalam satu rumah, kebun binatang, keluarga maka perlulah gunakan penyesuaian perkawinan. Fungsinya adalah untuk membuat pasangan itu terbiasa dalam kurun waktu pernikahan itu sendiri perkawinan itu masih bisa ditinggal nikah pacaran 8 tahun masih bisa ditinggalin 10 tahun bersama. Terangkan ya ada kejadian seperti itu nah konsep-konsep yang dibangun dalam penyesuaian perkawinan itu adalah bukan seberapa lamanya waktu yang digunakan untuk bertahan tapi seberapa bahagianya pasangan kita untuk pertahanan. Itulah konsep dari penyesuaian perkawinan dalam unsur-unsur yang membawanya mengetahui bahwa realistic kongres yang saling bekerja sama musik pasti kalah mengabaikan perbedaan yang sangat kecil bahkan mesti menyelesaikan masalah secara rasional barang-barang dalam diskusi bahkan saling support satu sama lain pembangunnya.

Penyesuaian perkawinan dan kebahagiaan

Pengertian yaitu seperangkat kompromi dan perubahan yang dilakukan oleh pasangan (suami atau istri). Untuk mengakomodasi pasangannya dan memenuhi kewajiban perkawinan. Fungsinya yaitu sebagai seberapa baik sebuah perkawinan menurut pasangan pada suatu periode waktu dalam perkawinan. 

Unsur-unsur penyesuaian perkawinan yaitu Realistic: realistis terhadap tantangan perkawinan, Cooperation: kerjasama dalam seluruh area kehidupan, Ignore minor differences: mengabaikan perbedaan kecil, Be ready to solve reasonably: jika perbedaan sangat serius harus siap memecahkan secara rasional, Caring partner or spouse’s sentiments and likings: peduli terhadap kepentingan dan minat pasangan.

Area penyesuaian dalam perkawinan terdiri dari beberapa aspek yaitu ekonomi, kegiatan sosial, rekreasi, kegiatan agama, hubungan seksual, hubungan dengan mertua dan ipar, hubungan dengan teman.

Teknik penyesuaian dalam perkawinan

  1. Compromise: kompromi yakni kemauan masing pasangan (suami atau istri) untuk mengorbankan posisi mereka. Kompromi mensyaratkan kerjasama kedua belah pihak. Setiap pasangan harus siap memodifikasi atau mengubah pandangan, sikap dan perilaku tanpa mengorbankan prinsip dasar hidupnya. 
  2. Aceplance: penerimaan yakni sikap menerima pasangan apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Setiap pasangan memiliki tugas dan tanggungjawab untuk memperbaiki pasangannya. Yang perlu dicatat bahwa pasangan tidak akan dapat mengubah pasangannya. 
  3. Conversion: konversi yakni penyerahan diri total kepada pasangan. Teknik ini dapat dicapai ketika seseorang memiliki keterbukaan akan perbedaan dan kerendahan hati untuk mengakui kelemahan diri sendiri. Teknik ini membutuhkan kedewasaan. 
  4. Sublimation: sublimasi. Teknik yang dapat digunakan ketika teknik lain gagal. Sublimasi adalah ketika pasangan menerima keniscayaan yang ada pada pasangan dengan segala alasan yang mulia.
  5. Counselling: Konseling yakni teknik yang melibatkan orang professional dan terlatih yang menyediakan bantuan untuk pasangan dengan menggunakan teknik khusus konseling. Teknik ini digunakan ketika pasangan tidak bisa mengatasi perbedaan di antara mereka dan pasangan yang kehilangan pandangan yang benar tentang perkawinan.
  6. Abandonment: Pengabaian merupakan teknik yang kuat dalam menghadapi keretakan fisik dan mental. Teknik mungkin mendorong pasangan kepada kesucian yang tinggi dalam perkawinan. Keyakinan kepada tuhan dan doa membantu pasangan untuk menggunakan teknik ini.
  7. Agreement: Persetujuan atau kesepakatan. Teknik ini adalah teknik yang paling membuat semua pasangan bahagia karena bagi masing-masing pasangan  memahami dan bersimpati dengan padangan pasangannya adalah hal yang penting.
Jenis-jenis penyesuaian dalam perkawinan 
  • "For" Adjustment adalah kesepakatan yang saling menguntungkan bagi masing masing pasangan dalam berbagai isu perkawinan. Dalam penyesuaian jenis ini, daripada menikmati kesenangan sendiri, pasangan lebih memilih menghabiskan waktu, energy dan uang untuk merawat keluarga. Masing-masing pasangan berkorban untuk penyesuaian ini. 
  • “We” Adjusment, Penyesuaian tidak akan terwujud kecuali masing-masing pasangan (suami dan isteri) belajar akan nilai, kesukaan, kebutuhan dan kebiasaan mereka masing-masing. Penyesuaian “We” menghilangkan ketidaksesuaian antara suami dan isteri.
Teknik mengatasi konflik dalam perkawinan yaitu ada Agression, Consession, Accommodation, Use problem solving skills, Syarat, Resolving conflict.


Antusias dari peserta Sekolah Online Series 3 ini memberikan pertanyaan mengenai Keluarga dan Problematika Ketimpangan Relasi Anak dan Orang Tua. Salah satu pertanyaan yang menarik disampaikan oleh peserta bernama Roafa Nabila dari UIN Walisongo, ia bertanya "Sekarang kan emang lagi maraknya kasus perceraian, seperti yang disebutkan di diagram tadi, mayoritas disebabkan karena perselisihan, disini yang satu gambaran, ketika kita sebagai anak dihadapi situasi yang dimana hubungan orang tua sedang diujung tanduk, dan disini posisi anak menjadi wadah cerita dari pihak ibu dan bapak, terkadang cerita dari dua pihak berbeda, gimana ya kak sikap kita sebagai anak menyikapi situasi tersebut? yang dimana kita sedang didesak untuk bersikap tetap dingin dan netral tapi disisi lain mental anak juga terganggu tentunya".

"Aku memahami, dan aku merasakan.. Semoga dapat jalan terbaik ya...
Jika di ranah kajian ilmu sosial bisa menggunakan pendekatan resolusi konflik ya.. Caranya.. Dalam buku Konflik dan Manajemen Konflik (2010) karya Wirawan, dijelaskan beberapa metode resolusi konflik, yaitu: 
  1. Negosiasi...Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, saling melakukan pendekatan dan negosiasi demi menyelesaikan konflik dan menciptakan solusi konflik yang mereka harapkan.
  2. Intervensi pihak ketiga (yang menengahi) bisa dari pihak pengadilan perdata, Resolusi konflik melalui proses administrasi, atau cara terakhir : Resolusi perselisihan alternatif, mediasi atau arbitrase... 
Beberapa lembaga ada kok yang berperan membantu konflik ini...dan baca" terkait proses resolusi konflik ini ya.. Barangkali dirimu sendiri belum mampu ya.. Lebih jauh, kesehatan mental itu penting... Selanjutnya, ambil kartu BPJS/KIP minta rujukan ke puskesmas datang ke psikiater di rumah sakit terdekat... Terus konsultasi. Psikiater bukan untuk orang gila kok, tapi untuk orang yang mungkin ada masalah mental yang butuh bimbingan ahli (aku sukak lakuin ini). Semangat" Ka Dery menjawab.

Kesimpulannya bahwa sosiologi keluarga adalah salah satu ilmu dalam sosiologi yang mempelajari suatu masalah atau fenomena keluarga itu sendiri, dalam arti keluarga menjadi salah satu bagian elemen terpenting dalam institusi sosial, maka keluarga ini perannya sangat fundamental dalam sebuah keberadaan.

Penulis: SNA, AU, MH.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inisiatif membangun kekuatan intelektual, Departemen Pendidikan dan Penalaran (PILAR) HMJ Sosiologi FISIP UIN Walisongo Semarang mengadakan kelas penelitian di Desa Merbuh, Kecamatan SIngorojo, Kabupaten Kendal

HMJ Sosiologi mengadakan acara Pekan Ceria yang dilaksanakan di Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang

HMJ Sosiologi menggelar acara eLSiS dengan tema "Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengendalian Harga Kebutuhan Pokonya"