HMJ Sosiologi menggelar Diskusi eLSiS dengan tema "Hak Asasi Alam"

 


Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi UIN Walisongo Semarang menggelar acara rutinan yang diselenggarakan setiap bulanan, yakni Diskusi eLSiS. Diskusi eLSiS pada bulan Juni membawakan tema "Hak Asasi Alam" yang di laksanakan pada platform Google Meet pada tanggal (20/06/21).

Diskusi eLSiS merupakan kegiatan talkshow dengan narasumber-narasumber terpercaya dan kompeten yang membahas seputar informasi kasus sosial sekaligus wadah pengembangan diri dan penalaran kritis. Diskusi eLSiS ini di hadiri Pemateri hebat yaitu Akhmad Fauzan Hidayatullah, M. Si. (Dosen Sosiologi FISIP UIN Walisongo). Acara di bawakan oleh Arif Luqman Ma'ruf (Departemen MEDINFO), dan dimoderatori oleh Aditya Yuda (Departemen PILAR).


Di zaman modern saat ini kita sering berbincang mengenai HAM, masing-masing golongan berlomba-lomba memperjuangkan hak-hak mereka, seperti hak hidup, beragama, hidup dengan kelayakan, pendidikan yang bagus, kebebasan berbicara, percintaan.  Sampai-sampai kaum LGBT pun berlomba-lomba memperjuangkan hak percintaannya yang sesama jenis, apabila ada yang kontra ada yang menganggap ini bukan hal yang manusiawi. HAM yang digembar-gemborkan selama ini sifatnya masih antroposentris. Hak-Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pernyataan yang bersifat anjuran yang diadopsi oleh Persatuan Bangsa-Bangsa pada tanggal 10 Desember 1948. Artinya, hak asasi yang di gembar-gemborkan itu konsensus, maksudnya ketetapannya di buat oleh manusia dan untuk kepentingan manusia itu sendiri agar tidak diganggu oleh manusia lain dan di sini harus di garis bawahi bahwa ada yang dilupakan tentang Hak Asasi Manusia itu sendiri sebagai makhluk Tuhan, terkadang kita melupakan hak yang lain dari bumi atau alam ini.

Ketika muncul dunia industri telah memporak-porandakan alam barulah mulai bermunculan tentang Hak Asasi Alam, alam itu di marjinalkan oleh manusia. Dijaga ketika dibutuhkan, namun dicampakkan ketika sudah dianggap tidak berguna lagi. Alam pun seakan hidup seperti anak tiri yang tidak dipenuhi haknya oleh orang tuanya. Manusia membuat hak asasi untuk manusia itu sendiri sampai manusia melupakan bahwa ia secara penciptaan di turunkan ke bumi sebagai manusia sebagai khalifah dan khalifah itu sendiri mempunyai tanggung jawab untuk melindungi, mengayomi, menjaga dan melestarikan makhluk lainnya. Dalam hal ini tumbuhan (flora) dan hewan (fauna).

Jika diperhatikan munculnya pengabaian akan hak yang dimiliki alam, tidak lepas dari adanya anggapan bahwa alam tidak sederajat dengan manusia. “Kita adalah ciptaan yang paling mulia dan alam hanyalah pembantu kita. Alam adalah jajaran yang tidak membutuhkan hak tetapi punya kewajiban”, inilah yang ditentang oleh salah satu tokoh filsuf yang menawarkan HAM dalam 2 perspektif (spiritual dan humaniora). Pada perspektif spiritual menyatakan bahwa manusia dan alam mempunyai posisi yang sejajar serta mempunyai kewajiban mengabdi terhadap Tuhan YME. Alam sudah ada jauh sebelum manusia hadir di muka bumi, dan dahulu alam baik-baik saja sebelum ada manusia, jadi manusia tidak perlu merasa dipenting dan dipentingkan oleh alam. Karena alam akan tetap baik-baik saja apabila tidak ada manusia, alam mampu mendetox, menjaga pertumbuhannya dan memperbaiki dengan sendirinya tanpa butuh bantuan manusia.

Sisi Positif - Negatif Hak Asasi

No.

Contoh Hak Asasi

Dampak Positif

Dampak Negatif

1.

Hak Untuk Hidup

Terpenuhinya kodrat makhluk untuk hidup.

Muncul rasa kesewenang-wenangan.

2.

Hak terlahir bebas dan mendapat perlakuan sama

 

Makhluk hidup dapat melakukan kegiatan dan aktivitasnya dengan lancar.

Jika terlalu berlebih dalam menggunakan hak tersebut, sehingga melanggar hak yang lainnya..

3.

Hak bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan

Makhluk hidup akan bebas dari tindakan kesewenang-wenangan, baik dalam bentuk penyiksaan atau perlakukan yang merendahkan.

Adanya hak “bebas” ini lambat laun akan disalah artikan menjadi “senjata” untuk bisa berlaku semena-mena.

Antusias dari para peserta Diskusi eLSiS ini memberikan beberapa pertanyaan mengenai Hak Asasi Alam. Salah satu pertanyaan menarik disampaikan oleh peserta yang bernama Assya Alfah Febriyani, ia bertanya:

"Sudah dijelaskan oleh Pak Fauzan bahwa kesadaran manusia akan Hak Asasi Alam dipengaruhi oleh pemikiran bahwa alam tidak sederajat dengan manusia dan sifat manusia yang eksploitasi. Yang ingin saya tanyakan, apakah sifat seperti itu merupakan sifat alami dari manusia atau ada faktor yang mendorongnya?"

"Setiap manusia mempunyai nafsu untuk membedakan manusia dengan malaikat dan dengan binatang. Sebenarnya masing-masing pribadi manusia mempunyai sifat mengayomi, secara naluri ia tidak mau berbuat ke hal yang merugikan alam, tetapi karena desakan perusahaannya manusia berfikir jika tidak melakukan apa yang di perintahkan perusahaan yang mana sudah menjadi pekerjaannya agar kebutuhannya dapat terpenuhi dan bisa makan setiap harinya, maka ia melakukan hal tersebut. Cobalah kita melakukan hal-hal seperti peduli atau menyelamatkan bumi, menghormati alam, atau hal sepele seperti menghabiskan makanan ketika sedang makan, mematikan lampu atau kipas angin sesudah digunakan, menanam dan merawat pohon. Jadi pada intinya setiap manusia mempunyai potensi untuk mengeksploitasi alam, tetapi masalahnya siapa yang bisa mengatur hawa nafsunya agar tidak melakukan hal yang merugikan makhluk lain" jawab Pak Fauzan.

Kesimpulannya adalah Manusia dan Alam memiliki derajat yang sama, karena pada dasarnya makhluk hidup yang menetap di bumi ini mulai dari hewan, manusia, alam menyembah sujud kepada sang Illahi dan hakikatnya Hak Asasi Alam itu dimarjinalkan oleh manusia. Dijaga ketika dibutuhkan, namun dicampakkan ketika sudah dianggap tidak berguna lagi. Maka dari itu kita sebagai manusia yang bijak harus bisa menjaga alam dengan semaksimal mungkin agar alam tetap melingkupi hak asasinya.


Penulis: SNA, AU, MH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inisiatif membangun kekuatan intelektual, Departemen Pendidikan dan Penalaran (PILAR) HMJ Sosiologi FISIP UIN Walisongo Semarang mengadakan kelas penelitian di Desa Merbuh, Kecamatan SIngorojo, Kabupaten Kendal

HMJ Sosiologi mengadakan acara Pekan Ceria yang dilaksanakan di Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang

HMJ Sosiologi menggelar acara eLSiS dengan tema "Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengendalian Harga Kebutuhan Pokonya"