HMJ Sosiologi mengadakan Sekolah Online Series 2 yang bertemakan "Media Sosial Sebagai Platform Perubahan"
Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi UIN Walisongo Semarang mengadakan
Sekolah Online Series 2. Sekolah Online series 2 pada bulan Mei ini yang
bertajuk “Media Sosial Sebagai Platform Perubahan” yang telah dilaksanakan pada
platform Google Meet pada Sabtu (29/05/21).
Sekolah Online ini merupakan acara bulanan yang menjadi bagian program
kerja HMJ Sosiologi UIN Walisongo yang akan menghadirkan pemateri hebat yaitu
Safira Ayuningtyas. Dan acara ini di moderatori oleh Wulan Handayani (Departemen
PILAR).
Masyarakat kini tidak hanya beriteraksi secara fisik seperti bertatap muka secara langsung, tapi mereka berinteraksi melalui dunia maya, melalui dunia maya inilah mereka beriteraksi satu sama lain. Masyarakat kini tidak terbungkus secara fisik saja tetapi kita berinteraksi melalui dunia maya yang dikenal dengan masyarakat cyber atau masyarakat digital dan masyarakat Indonesia sendiri sering menyebutnya dengan 'Netizen'. Netizen itu sendiri adalah kepanjangan dari net dan nitizen atau masyarakat internet.
Media sosial adalah pemanfaatan dari internet yang paling banyak
digunakan saat ini, kini pemanfaatan tidak hanya sebatas untuk berinteraksi
sosial saja, tetapi sudah beragam pemanfaatannya. Seperti dimanfaatkan untuk
berjualan atau berbisnis, mencari hiburan, mencari informasi, dan bersosial.
Dan tindakan individu sendiri merupakan sebuah tindakan yang bermakna dan diarahkan kepada orang lain, kecuali sang aktor berniat untuk mendapatkan tindakan dari orang lain akibat dari perbuatannya melempar batu tersebut. Misal orang lain terkena cipratan air, dan membuat orang lain tersebut menghampiri aktor. Sebagai kesimpulan tindakan sosial adalah tindakan yang mendapatkan feedback atau respon dari pihak lain.
Pada teori tindakan sosial-aksi Max Weber
dan Talcott Parsons, teori ini termasuk pada paradigma definisi sosial dari
tindakan sosial ini diciptakan oleh Max Weber kemudian dikembangkan menjadi
teori aksi oleh Talcott Parsons. Bagi Weber, dunia yang kita saksikan saat ini
itu terwujud karena tindakan sosial. Weber berpendapat bahwa individu
melalakukan tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan
penafsiran atas suatu objek atau stimulus tertentu.
Lantas bagaimana cara kita untuk mengelola media sosial agar jauh lebih baik? Yaitu Pertama, selalu pastikan konten yang hendak dibagikan benar, selalu hindari berita yang belum pasti kebenarannya. Kedua, jangan pernah memosting sesuatu yang sensitif (Suku, Agama, Ras). Ketiga, ingat prinsip ‘saring sebelum sharing’ sebelum menyebarkan suatu informasi. Dan yang keempat, tegas dalam bermedia sosial dan hindari penyebaran HOAX.
Antusias dari para peserta Sekolah Online memberikan beberapa
pertanyaan mengenai Media Sosial Sebagai Platform Perubahan. Salah satu
pertanyaan yang menarik disampaikan oleh peserta bernama Rheina dari Ilmu
Administrasi Publik Universitas Brawijaya, ia bertanya “Sebagai seorang
mahasiswa apakah ada tips untuk kita agar dapat berani untuk speak up suatu hal
di sosial media mengenai kritik sesuatu karena terkadang kita takut bahwa kita
menyalahi undang" atau takut mendapat bully dari orang lain? Dan bagaimana
untuk mengolah sosial media kita agar mengandung value dan menarik bagi
orang-orang?”
“Untuk speak-up di medsos saat ini menurut aku sudah mulai terbuka ya,
bahkan terkadang kritikan-kritikan tersebut menjadi viral. Tergantung kalau menurutku apabila suatu kritikan itu bisa membangun atau bermanfaat. Dan yang
kita kritik tidak masalah dengan kritikan kita. Lalu bagaimana agar medsos kita
menjadi bermanfaat? Kita bisa melakukannya dengan sharing atau memposting
konten-konten yang bermanfaat sesuai passion kamu seperti contohnya konten
memasak dengan kamu bisa mensharing resep-resepnya, berdandan, dan lain-lain” jawab Ka
Safira (29/05/21).
Kesimpulan dari penjelasan pemateri terkait dengan media sosial ialah
menggunakan media sosial di masa kini sangatlah penting, karena untuk mencari
informasi dan juga menyebar luaskan informasi. Akan tetapi, gunakanlah media
sosial dengan baik jangan sampai mendapatkan informasi yang tidak benar
kemudian disebar luaskan. Ingat, menggunakan media sosial juga harus memiliki
tata krama.
Komentar
Posting Komentar