HMJ Sosiologi mengadakan acara Seminar Nasional Mental Health Matter "Mental Health Awareness: Generasi Muda Ciptakan Interaksi Sosial yang Baik"

 



Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi UIN Walisongo Semarang telah sukses mengadakan acara Seminar Nasional Mental Health Matter yang mana seminar ini merupakan program kerja dari Departemen PSDM (Pengembangan Sumber Daya Mahasiwa). Seminar Nasional Mental Health Matter "Mental Health Awareness: Generasi Muda Ciptakan Generasi Sosial yang Baik" ini dilaksanakan di Ruang Teater Gedung IsDB FITK Lantai 3 UIN Walisongo Semarang pada hari Senin (10/10/2022).

Tujuan diadakannya seminar Mental Health Matter ini guna meningkatkan rasa kesadaran bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Selain aware terhadap permasalahan kesehatan mental, harapan kami juga dengan adanya seminar ini kami dapat mensosialisasikan bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial yang baik yang harus kita lakukan, baik itu di lingkungan kampus maupun pada kehidupan sehari-hari. Seminar Mental Health Matter menjadi salah satu program kerja dari Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) yang telah sukses dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Oktober 2022. Dengan mengundang dua pemateri hebat yang ahli pada bidangnya yakni, Veny Mulyani, M.Psi. dan CVR Abimanyu, S.Psi., M.Psi. Ibu Veny mulyani merupakan seorang psikolog di Rumah Sakit Columbia Asia Semarang, sedangkan bapak CVR Abimanyu merupakan Dosen & ketua CFTR Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Sehingga, acara ini telah sukses dengan menarik peserta kurang lebih 100 partisipan audiens.



Seperti yang kita ketahui bahwasanya dalam kehidupan kerap kali kita menemukan fenomena bahwa tingkat stres, tingkat overtingking, dan tingkat seseorang menerima baik ucapan atau perbuatan setiap manusia itu berbeda-beda, oleh karena itu kami mengadakan seminar nasional Mental Health Matter dengan tujuan dapat membranding para audiens yang hadir untuk dapat menjadi pelaku-pelaku interaksi sosial yang baik. Keluarga dan teman merupakan salah satu tempat yang baik untuk menjadi tempat pertolongan pertama bagi penderita permasalahan gangguan mental. Adanya statement demikian, dibuktikan karena ada realita yang menuju ke statement tersebut. Fungsi keluarga dalam permasalahan kesehatan mental sangatlah penting apabila dibandingkan dengan menggunakan strategi penyembuhan yang lain. Contoh adanya strategi penyembuhan gangguan mental dengan menggunakan metode ruqyah, ruqyah dinilai bukan nya menjadi metode penyembuhan gangguan mental, justru dinilai malah dapat semakin memperparah kondisi kesehatan mental seseorang.

Lantas apa bedanya antara cemas, depresi? Cemas merupakan perasaan gugup dan gelisah yang berlebihan ketika menghadapi situasi tertentu. Sehingga pada hal ini cemas / gangguan cemas dianggap sebagai sebuah hal yang normal dalam kehidupan manusia. Namun perlu difahami kembali, mengenai gangguan yang ada berfokus ke arah mana sehingga dapat dikatakan sebagai gangguan, yang mana dapat dikatakan gangguan ketika hal tersebut telah berlebihan dan tidak bisa di kontrol, sehingga ujung dari gangguan kecemasan ini adalah panick attack. Penderita panik attack biasanya tidak sampai menyebabkan seseorang melakukan self harm. Karena panik attack terletak di otak manusia, sehingga gangguan yang dapat ditimbulkan secara langsung pada diri manusia adalah, seketika tubuh penderita akan menjadi lemas. Hal ini terjadi lantaran di dalam tubuh terjadi tekanan yang dapat menyebabkan tubuh menjadi lumpuh, seperti pingsan tapi seseorang tetap dalam keadaan sadar, namun ia tidak dapat membangkitkan dirinya seperti pada umumnya. Rasa kesepian yang dialami oleh seseorang, terkadang bukan berasal dari seseorang itu yang kesendirian, karena terkadang seseorang juga dapat merasa kesepian bahkan di tempat ramai. Hal ini terjadi lantaran tempat yang ramai pun belum tentu menjadi “rumah” tempat yang nyaman bagi seseorang untuk pulanng. 

Tips guna merawat lingkungan sosial yang baik memiliki 2 cara, yakni :

  1. Individu  seperti Aware dengan kesehatan mental pribadi, perawatan diri (self care) rutin, contoh : healing, olahraga, dll, melibatkan diri dalam kelompok yang memberi support.1)       Menerapkan no judgement
  2. Mendengarkan dengan hati (coba mendengarkan dengan hati, dengan perasaan, agar bisa memahami), menerapkan no exception pada diri sendiri maupun orang lain, menerapkan level trust yang sehat, menjadi agen perubahan, garda depan dalam peka untuk mental health, helping behaviour.

Sedangkan pada seminar nasional Mental Health Matter, pemateri kedua atau bapak CVR Abimanyu, S.Psi., M.Psi menyampaikan materi tentang pentingnya memilih lingkungan sosial atau lingkungan pertemanan yang baik bagi mahasiswa (good circle). Semakin manusia bertumbuh besar, dan semakin dewasa lingkup pertemanan atau circle yang dimiliki seseorang akan semakin mengecil. Biasanya semakin dewasa circle muncul dari lingkup orang-orang yang memiliki kesamaan yang sama, minat yang sama, hingga memiliki chemistry yang sama. Beliau juga menjelaskan perlunya berhati-hati saat memilih teman atau pasangan. Mengingat dua hal tersebut merupakan hal yang akan memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan seseorang, terutama pada permasalahan kesehatan mental.

      Ciri orang dewasa yang sehat mental harus memiliki 3 hal yakni:

1.      Harus ada cinta

2.      Harus ada penalaran

3.      Harus ada kerja

     Seseorang harus melakukan yang apa yang di suka, memikirkan dengan nalar apakah hal yang akan dilakukan bermanfaat untuk diri orang tersebut, jika iya, maka kerjakanlah. Sehingga 3 orientasi tersebut dapat membuat seseorang dapat berkembang. Memiliki circle itu boleh, namun jangan eksklusif. . Sehingga menyebabkan kita menutup diri untuk orang lain di luar circle kita. Pada permasalahan gangguan mental yang dialami seseorang permasalahan tentang stres, gangguan kecemasan, depresi, insomnia, hingga overthinking. Salah satu solusi yang diberikan agar kita dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan kita memiliki lingkungan sosial yang baik, dan memiliki circle yang baik. Kemudian how to make a good circle? Guna menciptakan circle yang baik kita membutuhkan beberapa hal di bawah ini:

1.      Hormon dopamine (mencapai suatu keinginan)

2.      Hormon oxytocin (cinta dan kepercayaan)

3.      Hormon serotonin (merasa penting dan memiliki status sosial dalam kelompok)

4.      Hormon endorphin (melampaui batas batas pribadi)




 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inisiatif membangun kekuatan intelektual, Departemen Pendidikan dan Penalaran (PILAR) HMJ Sosiologi FISIP UIN Walisongo Semarang mengadakan kelas penelitian di Desa Merbuh, Kecamatan SIngorojo, Kabupaten Kendal

HMJ Sosiologi mengadakan acara Pekan Ceria yang dilaksanakan di Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang

HMJ Sosiologi menggelar acara eLSiS dengan tema "Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Pengendalian Harga Kebutuhan Pokonya"